Minggu, 09 Desember 2012

Broken Family [2]

Salju turun lebat hari ini. Kulihat dari jendela, anak kecil bermain salju bersama ibunya. Tak terasa, air mataku menetes teringat ibu yang telah meninggalkan kami demi lelaki lain. 

Bosan sekali. Ingin rasanya aku bermain keluar dan bermain salju. Namun, salju di luar sana sama sekali tak berpengaruh bagiku. Aku di dalam rumah ini. Sendiri. Kakak pergi bersama ayah ke pesta perayaan perusahaannya. Aku tak diajak karena dianggap merepotkan dan hanya bikin malu. Sakit hati, rasanya.

Aku tak bisa kemana-mana. Rumah ini bagaikan penjara bagiku. Dan aku, seperti tahanan di rumahku sendiri. Kamarku dikunci dari luar. Sebagai ganti aku tak bisa keluar, ayah melemparkan beberapa buku pelajaran. Ayah pergi dengan kakak selama 3 hari. Dan aku harus menyelesaikan 21 latihan soal. Dan itu harus benar semua. 1 latihan soal ada 35 nomor. Aku dianggap boneka bagi ayah. Tapi kurasa ayah senang memperlakukanku demikian. Karena itu, aku pun ikut senang melakukannya.

[TING TONG]
Bel rumahku berbunyi. Seseorang datang! Apa yang harus kulakukan?

[Ada Serra Shie di sini? Aku Navy Colyn. Teman sekelasnya.]

"Apa!? Kau gila!? Navy Colyn di sini!!?", jeritku kegirangan.
Aku tak bisa keluar! Bagaimana ini.. Ini satu-satunya kesempatan bagiku untuk mendapatkan teman. Dengan segala cara, aku membukanya. Berhasil! Peniti memang 
benda tepat untuk membuka pintu yang terkunci!

"Navy Colyn! Selamat datang!", seruku sambil tersenyum lebar.

"Hai, Serra. Baru pertama kali ya, aku berbicara denganmu? Apa aku mengganggu?", tanya Navy padaku.

"Jika kau mengganggu, aku takkan membukakan pintu untukmu!", jawabku sambil menariknya ke ruang tamu.

Berbagai cemilan kusiapkan. Berbagai minuman kusiapkan. Meja tamu pun penuh dengan makanan yang kusajikan untuk Navy. Aku terlalu gembira!

"Terima kasih mau datang ke rumahku!", seruku padanya.

"Sama-sama. Rumahmu besar. Namun sepi ya.", jawabnya sambil melihat sekeliling rumahku. Aku mengabaikan pertanyaannya karena akan membuka aib keluargaku tenytang sikap ayah.

Kami berbincang-bincang sampai 3 jam lebih. Dan saat Navy hendak pulang, kakak pulang tanpa ayah. Kakak menatap mataku tajam karena kaget dengan kehadiran seseorang tak dikenal. 

"Siapa anak ini, hah!? Kenapa ada di sini!?", jeritnya sambil hampir mau menampar Navy.

"Apa-apaan kau, kak!? Dia hanya tamuku! Jangan main kekerasan, dong!",jawabku sambil menghalangi niatnya.

"Kau melanggar perintah ayah, Serra! Ayah bilang jangan ada tamu! Aku sudah mengingatkanmu kan!", jawabnya sambil menamparku. Sakit sekali.

"Jangan perlakukan aku seperti boneka, bodoh! Sementara kalian bersenang-senang..aku
 harus menghadapi 21 latihan soal!? Kau gila!", seruju dengan emosi yang meluap.

"Kauu!! Keluar dari rumah ini!"

"Dengan senang hati! Jangan panggil aku kemari lagi!"

"Sekalipun kau membayarku, aku takkan membukakan pintu ini untukmu lagi! Pergilah bersama temanmu ini!"

Yak, Serra diusir kakaknya karena membiarkan temannya masuk ke dalam rumahnya. Penasaran selanjutnya? Baca part 3 nya ajaa.

[To be continue]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar